Thursday, August 18, 2011

A Story about A Night Before Independence Day



Dear Stufliers.
Apa sih makna Hari Kemerdekaan Indonesia atau yang biasa sering disebut dengan tujuh belasan bagi kalian?
For me, 17-an is such a rare occasion. Why?
Let me explain it to you.
Saya tinggal di suatu kampung yang cukup padat penduduk di suatu kota kecil bernama Salatiga.
Tapi karena kesibukan masing-masing, saya cukup jarang bertemu dengan semua tetangga. Paling-paling saya cuma bisa mengakrabi tetangga yang jarak rumahnya selemparan batu dengan rumah saya. Otomatis saya tidak begitu akrab dengan tetangga-tetangga yang jarak rumahnya cukup jauh dengan rumah saya.
Namun dengan adanya 17-an saya akhirnya bisa berkumpul dengan seluruh tetangga saya termasuk tetangga saya yang rumahnya agak jauh dari rumah saya atau dengan kata lain 17-an yang jatuh satu tahun sekali ini merupakan kesempatan langka untuk bisa bertemu seluruh tetangga saya. Menurut tradisi di kampung saya, sebenarnya di dalam 17-an ada banyak event yang diadakan dalam rangka mengakrabkan rasa ketetanggaan seperti lomba, pentas musik, dan tirakatan. Akan tetapi berhubung 17-an kali ini bertepatan dengan bulan Ramadhan maka yang diadakan hanyalah malam tirakatan.





First of all, I'll explain about "Malam Tirakatan".
Malam Tirakatan sejatinya adalah malam sebelum hari kemerdekaan yang digunakan sebagai malam renungan bagi seluruh Warga Negara Indonesia akan pentingnya 17 Agustus bagi Indonesia sekaligus mengenang jasa-jasa para pahlawan yang telah gugur dalam memperjuangkan kemerdekaan negara ini. Di berbagai daerah malam tirakatan dirayakan dengan berbagai cara mulai dari melakukan renungan malam, menonton film-film dokumenter, hingga ke pentas musik semalam suntuk. Di kampung saya, malam tirakatan diisi dengan sederhana yakni makan tumpeng bersama seluruh warga kampung tanpa terkecuali.
So, what's kind of special from it?
Yah...mungkin bagi sebagian orang sih berkumpul bersama dengan tetangga itu biasa-biasa saja. Tapi entah, bagi saya berkumpul dengan tetangga merupakan kesempatan yang cukup istimewa. Saya hanya mencoba melihat dari sisi yang lain. Kapan sih terakhir kali kita bisa mengobrol dengan tetangga kita? Kapan sih terakhir kali kita bisa makan bersama tetangga kita? Kapan sih terakhir kali kita bisa tertawa lepas bersama tetangga kita seolah-olah seluruh masalah yang kita miliki bisa sejenak terlupakan?
That's it. Being able to feel simple things from what we called togetherness is the reason why it became special. Sungguh, bisa mengobrol dengan tetangga saya yang jarang bertemu, melihat anak kecil yang asyik berlarian kesana kemari, melihat para remaja saling mengobrol, melihat ibu-ibu ngerumpi dan ngegosip secara massal, melihat bapak-bapak asyik berkaraoke dengan suara yang lari kesana kemari, dan melihat seluruh warga bersama-sama makan tumpeng merupakan pengalaman yang menyenangkan.



Belum lagi merasakan rasa persatuan dari seluruh warga mulai dari bapak-bapak yang bahu membahu mendirikan tenda dan mempersiapkan tempat, ibu-ibu yang saling membantu menyiapkan makanan dan minuman, hingga melihat para anak muda yang bekerja sama mengeluarkan makanan dan minuman yang telah disiapkan oleh Ibu-ibu. Mungkin terlihat sederhana. Tapi saya yakin, inilah yang disebut dengan kemerdekaan yang sejati. Sayapun yakin inilah yang diinginkan para pahlawan yang telah mengorbankan segala hal termasuk nyawa mereka untuk kemerdekaan negara ini.
Kebersamaan dan persatuan seluruh warga akhirnya terbangun dengan cara yang sederhana. Terlepas dari carut marutnya kondisi negara kita sekarang ini, melihat seluruh warga bersuka cita dan bersatu padu inilah makna kemerdekaan yang hakiki.
Jadi tersenyumlah, dan DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA YANG KE 66!! MERDEKA!!


Salam Kupu-Kupu. ^^

No comments:

Post a Comment