Monday, January 18, 2016

A Quick Trip Over Outer Medina



Mendekati hari terakhir kami di Madinah, pihak tur penyelenggara umrah mengadakan semacam city tour ke Outer Medina. City tour ini berjalan dengan begitu cepat, berangkat pagi sehabis sarapan kemudian sekitar jam makan siang sudah kembali lagi ke hotel. 

Kunjungan serba singkat ini bahkan diperparah dengan aksi saling tunggu dengan bus rombongan lain yang tak kunjung tiba sehingga waktu untuk menjelajah suatu tempat menjadi begitu terbatas. Beberapa obyek bahkan hanya cuma sekedar dilewati, tanpa ada kesempatan untuk turun dari bus dan sekedar foto di depannya.

Inilah rangkuman beberapa tempat yang kami datangi di kawasan Outer Medina, dengan estimasi waktu kunjungan yang paling hanya selama 30-45 menit di masing-masing tempat.

Visiting The Oldest Mosque In The World - Quba Mosque

Konon, orang di Madinah sempat melakukan aksi protes kepada Nabi Muhammad SAW. Aksi protes ini dilatarbelakangi oleh rasa iri mereka terhadap masyarakat Mekkah yang begitu gampangnya melakukan umrah, sementara mereka harus berjalan kaki beratus-ratus mil jauhnya.

Nabi Muhammad kemudian memberikan jawaban kepada mereka:

"Whoever makes ablutions at home and then goes and prays in the Mosque of Quba, he will have a reward like that of an 'Umrah."  reported by Ahmad ibn Hanbal, Al-Nasa'i, Ibn Majah and Hakim al-Nishaburi.

Dan, kami beserta jemaah-jemaah yang lain pun melakukan hal yang serupa. Berwudlu dari hotel, kemudian melakukan sholat sunnah dua rekaat di Masjid Quba - masjid pertama yang dibangun oleh Rasulullah dalam perjalanannya menuju ke Madinah.

Masjid Quba dari taman di samping kanan depan masjid

Masjid itu berwarna putih, dan lebih luas dibandingkan mayoritas masjid yang pernah saya kunjungi di Indonesia. Ada enam kubah besar dan empat minaret yang menghiasi atap-atapnya. 

Rombongan jemaah putri tengah saling menunggu
sebelum memasuki masjid

Interior dalamnya sendiri ternyata cukup sederhana. Terdapat cerukan di ujung tengah depan tembok masjid yang digunakan sebagai area imam. Area imam dan barisan pertama ruang sholat masjid menjadi bagian favorit para jemaah untuk bisa melakukan sholat dan memanjatkan doa.


Suasana ruangan dalam Masjid Quba


Faisal Date Market: First Impression Of Date And Its Market

Saat mendengar kalau kami akan berkunjung ke Pasar Kurma Faisal, saya langsung membayangkan pasar-pasar tradisional nan luas di negara kita namun seluruh pedagangnya berjualan kurma. Bayangan saya langsung bubar begitu melihat bus yang kami tumpangi masuk ke halaman sebuah bangunan sederhana yang dikelilingi oleh kebun-kebun kurma.

Dua pasangan senior tampak keluar dari Faisal Date Market
sembari menenteng belanjaan mereka.

Puluhan kurma dari berbagai macam jenis, ukuran, manfaat dan nama tersaji di kotak-kotak kaca yang mengelilingi seluruh bagian dalam bangunan. Katanya, para pengunjung boleh mencicipi seluruh kurma yang ada disana tanpa membayar. Membayar baru diberlakukan apabila para pengunjung hendak membawa pulang kurma yang mereka ambil.

Seorang pengunjung tengah asyik mencicipi kurma, sementara
puluhan pengunjung lain sibuk memilih-milih.

Keluarga kami kemarin memutuskan tak membeli apapun disana karena overprice dan tak bisa ditawar (kurma di Inner Medina jauh lebih murah). Saya sendiri justru merasa geli gara-gara melihat joroknya lantai pasar yang dipenuhi oleh biji kurma sisa cemilan pengunjung. Duh, malas sekali kalau sampai keinjak dan nempel di alas kaki.

Sementara menunggu anggota rombongan yang sibuk belanja, kami pun berpindah untuk melihat kebun kurma yang ada disana. Sepintas jika dilihat, pohon kurma yang masih kecil mirip sekali dengan pohon salak. Sedangkan, pohon yang sudah besar mirip dengan kelapa sawit. It still amazes me how this plant can survive in a harsh environment, though.


Kebun kurma


Mount Uhud And The Lesson About Loyalty

Pada 625 M,  Gunung Uhud menjadi saksi pertempuran antara kaum muslimin Madinah dengan kaum kafir Mekkah. Pertempuran ini membuat Nabi Muhammad SAW terluka berat, dan setidaknya 70 pejuang muslim meninggal dunia, termasuk paman sang nabi - Hamzah bin Abdul Muthalib.

A backside view of Mount Uhud.
Gambar ini diambil dari bus yang berjalan ngebut.

Awalnya, pasukan muslimin yang berjumlah 700 orang sudah hampir memenangkan pertempuran. Namun, hasil perang sanggup berputar balik hanya gara-gara pasukan pemanah muslim tak mengindahkan komando dari sang komandan - Rasulullah SAW.

Pasukan pemanah yang telah diperintahkan untuk tetap berada di posnya yang berada di puncak gunung, justru menuruni gunung karena terjebak jebakan berupa emas dan harta berharga lain yang ditinggalkan kaum musyrikin.

Melihat pos yang kosong, panglima dari kaum musyrikin - Khalid bin Walid - menyerang balik dan setelah membunuh puluhan pejuang muslim, mereka memutuskan kembali ke Mekkah untuk mengabarkan kemenangan.

Gunung Uhud kini menjadi salah satu lokasi ziarah penting di Madinah. Gunung ini tak terlalu tinggi, hanya sekitar 1.077 meter. Serupa dengan gunung-gunung lain di Jazirah Arab, Gunung Uhud begitu tandus dan tak ada tanaman apapun yang terlihat menempel disana.

Bukit kecil yang dijadikan tempat mendaki para peziarah

Ada sebuah bukit kecil yang berdiri di depan Gunung Uhud. Bukit kecil itu digunakan sebagai tempat pendakian bagi para peziarah, termasuk kami. Dari bukit tersebut kami bisa melihat kompleks makam syuhada berlatar Gunung Uhud. Kami diperintahkan oleh mutawwin untuk mengucap salam dan membaca Al-Fathihah ketika mendaki bukit, sekedar penghormatan bagi para syuhada.

Makam para syuhada yang dikelilingi oleh tembok tinggi.
Di depan makam itu terdapat pasar kaget yang menjual
beraneka macam buah tangan.


The Beauty Of Dhu'l-Hulayfah Mosque

Sebelum memasuki Mekkah, rombongan kami bergerak menuju ke Masjid Dhu'l-Hulayfah atau Abyar' Ali, atau kalau masyarakat Indonesia sering menyingkatnya dengan sebutan Bir Ali. Masjid ini terletak sekitar 10 kilometer dari Masjid Nabawi, dan disanalah titik miqat dimulai bagi para jemaah yang datang dari Madinah. 

Miqat sendiri adalah batas bagi dimulainya ibadah umrah atau haji yakni dengan memakai kain ihram dan membaca niat. Selepas membaca niat, maka segala pantangan mulai berlaku dan sebisa mungkin jangan sampai dilanggar apabila tidak ingin terkena dam atau denda.

Untuk mempermudah, rombongan kami telah memakai ihram dari hotel sehingga di Masjid Dhu'l-Hulayfah tinggal melakukan sholat sunnah dua rekaat dan membaca niat. Saya langsung jatuh hati dengan masjid yang kabarnya sanggup menampung 5.000 jemaah sekaligus ini.

Masjid Bir Ali dan taman kecil di dalamnya

Masjid yang dirancang oleh arsitek berkebangsaan Mesir bernama Abdel-Wahed El-Wakil ini begitu cantik. Dindingnya merupakan kombinasi antara tiga warna yakni putih, cokelat, dan oranye. Bagian paling saya suka adalah lorong-lorongnya yang dipenuhi lengkungan khas Arab.

A strange looking building inside Dhu'l-Hulayfah
Mosque. It's beautiful, though.

Lorong-lorong cantik di Masjid Bir Ali

Secara ukuran, Masjid Dhu'l-Hulayfah bisa dikatakan lumayan luas. Ada semacam pasar kecil berada di area bawah masjid, sementara dari pinggir-pinggir masjid para jemaah bisa menyakiskan keindahan pegunungan yang mengelilinginya. Ah, sayang kami hanya bisa sebentar karena harus memburu waktu menuju ke Mekkah.

Another Random Captures Of Outer Medina

Kebun Kurma di dekat Masjid Quba

Panorama Outer Medina

Kebanyakan pusat perbelanjaan di Arab Saudi pasti
memasang foto tokoh-tokoh semacam itu. Saya kurang tahu
siapa mereka, tapi dari pakaian yang mereka kenakan
sepertinya mereka adalah orang penting.

Batu akik ala Arab Saudi :p




***

Kunjungan ke Masjid Dhu'l-Hulayfah sekaligus menjadi penutup petualangan serba kilat kami di kawasan Outer Medina. Sungguh, saya merasa sedih ketika harus bergerak pergi meninggalkan Madinah. 

"Labbaika allohumma labbaik, labbaika la syarika laka labbaik. Innal hamda wanni mata laka wal mulka la syarikalak". 

Ah, bacaan talbiyah yang dirapalkan seluruh anggota rombongan di dalam bus membuat saya kembali tersadar. Ini bukan saatnya saya bersedih. Nun jauh di depan sana, Kota Mekkah telah menunggu kami semua. Bismillah. Here I come, Mecca!

Terima kasih sudah berkunjung. Ini saat kami semua sudah
memakai ihram. Abaikan wajah saya yang mengantuk. :p

Salam Kupu-Kupu dan mari menjadi pejalan yang bertanggungjawab. ^^d

No comments:

Post a Comment